Sunni dan Syiah di Tempat kerja

Sunni dan Syiah di Tempat kerja - Sahabat sufi dimanapu berada semoga sajian Dunia Sufi, Dapat sedikit memberikan inspirasi betapa pentingnya untuk memperdalam ilmu Agama baik itu Tauhid maupun syariat sebagai bekal pondasi untuk mencapai tinggat ketaqwaan dan derajat yang tinggi.Sehinga semoga melalui ulasan Sunni dan Syiah di Tempat kerja, Kita dapat memmetik pelajaran yang terkandung didalamnya dan mampu mengamalkanya.Dengan Sunni dan Syiah di Tempat kerja kita bisa ambil yang baiknya saja

Sajian blog sufi judul:

Sunni dan Syiah di Tempat kerja

Ulasan blog sufi terkait:


Sunni dan Syiah di Tempat kerja




Ceritasufi - Sunni dan syiah. Dua genre yang dianggap beda dan mungkin sering dicari pembeda antar kedua kata ini. Bukan tanpa alasan mereka yang "usil" dengan mengembangkan pembeda-pembeda antara keduanya, tapi tetaplah perbedaan itu sebuah rahmat. 

Mungkin saya tak akan mengikat terlalu jauh untuk melihat kedua istilah ini dalam tulisan kali ini. Sebuah artikel menarik dari http://abna.ir/. 

Awal kisah saat perseteruan antara Sunni Syiah terangkat ke media hingga melahirkan pengrusakan tetu tidak sama sekali prilaku Islam. Berlemah lembut dengan sesama Muslim hilang begitu saja. Boleh jadi semua ini bermula dari keaalpaan dalam memahami pijakan awal kedua istilah ini. 

Perbedaan adalah rahmat yang mana dititik inilah Allah Azza wa Jalla akan menurunkan Ilmu Hikmah Nya (mengambil pelajaran berharga) kepada manusia-manusia yang berfikir. Yah... Berfikir. Kata keramat yang sering Allah sebutkan di dalam Kitab Nya.

Sebelum kisah ini menarik hasil wawancara dari seorang pelajar di Iran, ada baiknya saya ketengehanhkan mengapa kami harus membuat postingan ini. 

Singkat kisah, gejolak penghakiman sepihak terhadap sesatnya Syiah di beberapa wilayah di Indonesia akhirnya membias pula ke kota kecil dimana Guru besar Syeikh Khatib Assambasidi lahirkan. Masyarakat awam semisal kami harus berdecak mulut saat saya mampir di warung kopi saat pulang kerja. Tentunya bukan ini yang menjadi masalah saya pada awalnya.

Beberapa bulan  setelah pertikaian awam, seorang teman kerja bertanya tentang Syiah.
Teman : "Bagaimana menurut abang tentang syiah ?"
Saya    : "Hmm... (didalam hati saya dapat menerka arah pertanyaannya).
                        "Saya kurang faham dengan syiah, karena saya hanya sampai pada bacaan buku standar saja."
Teman: "Saya pikir syiah itu sesat".
Saya   : " Hmm..." Saya berfikir keras untuk mnjawab pernyataan ini. Walau saya bukanlah Syiah, tapi saya 
             tak punya kemampuan sama sekali untuk menyesaatkan si A atau si B.
            "Jangan terlalu mudah menjatuhkan simpulan hanya karena cerita sepotong"

Saya pun mengalihkan pembicaraan ke arah teman kantor yang lain setelah menjawab pertanyaannya. Ungkapan yang rasanya tidak sama sekali layak dikeluarkan bagi seorang muslim. Paling tidak itulah yang ada di pikiranku saat itu. 

Persepsi dan simpulan memang erat kaitannya. Hanya saja persepsi hanyalah sebuah penggalan kecil dari cerita dari kumpulan cerita.


Salam hangat buat sufimania yang telah membaca Sunni dan Syiah di Tempat kerja

Semoga sajian ini dapat menjadikan nilai manfaat bagi kita semua. Dan dari ulasan Sunni dan Syiah di Tempat kerja, bisa menberikan sedikit gambaran dan pencerahan buat kita semua, Jika bicara mengenai Dunia Sufi memang tidak akan pernah ada habisnya karena semakin kita mencapai puncak kenikmatan dalam mengarungi samudra sufi makan akan semakin haus pula kita untuk meguk ilmu rahmat-Nya.Dan jika ada sesuatu yang krang berkenan atau kritik tentang Sunni dan Syiah di Tempat kerja silahkan untuk meninggal komentar dibawah buat bahan masukan kita nanti.bawah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sunni dan Syiah di Tempat kerja"

Post a Comment