Sajian blog sufi judul:
~Seputar Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah Beserta Fadhilahnya Temukan Kajiannya
~Seputar Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah Beserta Fadhilahnya Temukan Kajiannya
kitab-kuning-klasik.blogspot.com - Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya.
Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatk an dari Abu Qatadah Rahimahull ah. Rasulullah SAW bersabda:
Puasa hari Arafah dapat menghapusk an dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapusk an dosa setahun yang lepas. (HR. Muslim)
Sementara puasa Tarwiyah dilaksanak an pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah . Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapusk an dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapusk an (dosa) dua tahun. Dikatakan hadits ini dloif(kura ng kuat riwayatnya ) namun para ulama memperbole hkan mengamalka n hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan) , dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Lagi pula hari-hari pada sepersepul uh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatk an Rasulullah s.a.w bersabda:
Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah . Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah ! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah : Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lam anya (menjadi syahid). (HR Bukhari)
Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jemaah haji sedang menjalanka n ibadah di tanah suci.
Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia seperti terjadi pada tahun ini (Dzulhijja h 1427 H), dimana Saudi menetapkan Awal Dzulhijjah pada hari Kamis (21 Desember 2006) dan Indonesia menetapkan hari Jum'at (22 Desember 2006) maka untuk umat Islam Indonesia melaksanak an puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat, yakni tanggal 8-9 Dzulhijjah (29-30 Desember 2006). Ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis semata.
Tidak disangsika n lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasny a. Sungguh dia telah meninggalk an syahwat, makanan dan minumannya semata-mat a karena Aku.
Diriwayatk an dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyalla hu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.(HR Bukhari Muslim)
Fadhilah Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanak an pada hari Arafah yakni tanggal 9 bulan Dzulhijah pada kalender Islam Qamariyah/ Hijriyah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin yang tidak menjalanka n ibadah haji.
Kesunnahan puasa Arafah tidak didasarkan adanya wukuf di Arafah oleh jamaah haji, tetapi karena datangnya hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah . Maka bisa jadi hari Arafah di Indonesia tidak sama dengan di Saudi Arabia yang hanya berlainan waktu 4-5 jam. Ini tentu berbeda dengan kelompok umat Islam yang menghendak i adanya ‘rukyat global’, atau kelompok yang ingin mendirikan khilafah islamiyah, dimana penanggala n Islam disamarata kan seluruh dunia, dan Saudi Arabia menjadi acuan utamanya.
Keinginan menyamarat akan penanggala n Islam itu sangat bagus dalam rangka menyatukan hari raya umat Islam, namun menurut ahli falak, keinginan ini tidak sesuai dengan kehendak alam atau prinsip-pr insip keilmuan. Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit yang dilakukan untuk menentukan awal bulan Qamariyah atau Hijriyah berlaku secara nasional, yakni rukyat yang diselengga rakan di dalam negeri masing-mas ing dan berlaku satu wilayah hukum. Ini juga berdasarka n petunjuk Nabi Muhammad SAW sendiri. (Lebih lanjut tentang hal ini silakan klik di rubrik Syari’ah dan Iptek)
Penentuan hari arafah itu juga ditegaskan dalam Bahtsul Masa’il Diniyah Maudluiyya h pada Muktamar Nahdlatul Ulama XXX di Pondok Pesantren Lirboyo, akhir 1999. Ditegaskan bahwa yaumu arafah atau hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah berdasarka n kalender negara setempat yang berdasarka n pada rukyatul hilal.
Adapun tentang fadhilah atau keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah didasarkan pada hadits berikut ini:
Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)
Para ulama menambahka n adanya kesunnahan puasa Tarwiyah yang dilaksanak an pada hari Tarwiyah, yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah . Ini didasarkan pada satu redaksi hadits lain, bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapusk an dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapusk an (dosa) dua tahun. Dikatakan bahwa hadits ini dloif (tidak kuat riwayatnya ) namun para ulama memperbole hkan mengamalka n hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan) , dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Selain itu, memang pada hari-hari pada sepersepul uh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa untuk menjalanka n ibadah seperti puasa. Abnu Abbas RA meriwayatk an Rasulullah SAW bersabda:
Diriwayatk an Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah . Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah , walaupun jihad di jalan Allah? Rasulullah bersabda: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lam anya atau menjadi syahid.(HR Bukhari)
Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan bagi yang tidak menjalanka n ibadah haji di tanah suci. Adapun teknis pelaksanaa nnya mirip dengan puasa Ramadhan.
Bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan puasa Ramadhan juga disarankan untuk mengerjaka nnya pada hari Arafah ini, atau hari-hari lain yang disunnahka n untuk berpuasa. Maka ia akan mendapatka n dua pahala sekaligus, yakni pahala puasa wajib (qadha puasa Ramadhan) dan pahala puasa sunnah. Demikian ini seperti pernah dibahas dalam Muktamar NU X di Surakarta tahun 1935, dengan mengutip fatwa dari kitab Fatawa al-Kubra pada bab tentang puasa:
Wallaahu A'laamu Bis Showaab
Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatk
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Puasa hari Arafah dapat menghapusk
Sementara puasa Tarwiyah dilaksanak
Lagi pula hari-hari pada sepersepul
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah
Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan
Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah
Tidak disangsika
Diriwayatk
Fadhilah Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanak
Kesunnahan
Keinginan menyamarat
Penentuan hari arafah itu juga ditegaskan
Adapun tentang fadhilah atau keutamaan berpuasa hari Arafah tanggal 9 Dzulhijjah
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْ بَلَةً وَصَوْمُ عَاشُوْرَا َء يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Puasa hari Arafah menebus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang dan puasa Asyura (10 Muharram) menebus dosa setahun yang telah lewat. (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Abi Qotadah)
Para ulama menambahka
Selain itu, memang pada hari-hari pada sepersepul
مَا مِنْ أيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّام ِ يَعْنِيْ أَياَّمُ اْلعُشْرِ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهُ فَلَمْ يَرْجِعُ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ
Diriwayatk
Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan
Bagi kaum Muslimin yang mempunyai tanggungan
يُعْلَمُ أَنَّ اْلأَفْضَل َ لِمُرِيْدِ التََطَوُّ عِ أَنْ يَنْوِيَ اْلوَاجِبَ إِنْ كَانَ عَلَيْهِ وَإِلَّا فَالتَّطَو ُّعِ لِيَحْصُلَ لَهُ مَا عَلَيْهِ
Diketahui bahwa bagi orang yang ingin berniat puasa sunnah, lebih baik ia juga berniat melakukan puasa wajib jika memang ia mempunyai tanggungan puasa, tapi jika ia tidak mempunyai tanggungan (atau jika ia ragu-ragu apakah punya tanggungan atau tidak) ia cukup berniat puasa sunnah saja, maka ia akan memperoleh apa yang diniatkann ya.
Wallaahu A'laamu Bis Showaab
Salam hangat buat sufimania yang telah membaca ~Seputar Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah Beserta Fadhilahnya Temukan Kajiannya
Semoga sajian ini dapat menjadikan nilai manfaat bagi kita semua. Dan dari ulasan ~Seputar Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah Beserta Fadhilahnya Temukan Kajiannya, bisa menberikan sedikit gambaran dan pencerahan buat kita semua, Jika bicara mengenai Dunia Sufi memang tidak akan pernah ada habisnya karena semakin kita mencapai puncak kenikmatan dalam mengarungi samudra sufi makan akan semakin haus pula kita untuk meguk ilmu rahmat-Nya.Dan jika ada sesuatu yang krang berkenan atau kritik tentang ~Seputar Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah Beserta Fadhilahnya Temukan Kajiannya silahkan untuk meninggal komentar dibawah buat bahan masukan kita nanti.bawah.
0 Response to "~Seputar Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah Beserta Fadhilahnya Temukan Kajiannya"
Post a Comment